A. INFLASI
1. Pengertian
Inflasi
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga
umum secara terus-menerus. Sedangkan kebalikan dari inflasi adalah deflasi,
yaitu penurunan harga secara terus menerus
, akibatnya daya beli masyarakat
bertambah besar, sehingga pada tahap awal barang-barang menjadi langka, akan
tetapi pada tahap berikutnya jumlah barang akan semakin banyak karena semakin
berkurangnya daya beli masyarakat. Sedangkan lawan dari inflasi adalah deflasi,
yaitu manakala harga-harga secara umum turun dari periode sebelumnya (nilai
inflasi minus). Akibat dari inflasi secara umum adalah menurunnya daya beli
masyarakat karena secara riil tingkat pendapatannya juga menurun. Jadi,
misalkan besarnya inflasi pada tahun yang bersangkutan naik sebesar 5%,
sementara pendapatan tetap, maka itu berarti secara riil pendapatan mengalami
penurunan sebesar 5% yang akibatnya relatif akan menurunkan daya beli sebesar
5% juga.
Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat
inflasi yang berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah. Tingkat inflasi
nol persen bukanlah tujuan utama kebijakan pemerintah karena ia adalah sukar
untuk dicapai. Yang paling penting untuk diusahakan adalah menjaga agar tingkat
inflasi tetap rendah. Adakalanya tingkat inflasi meningkat dengan tiba-tiba
atau wujud sebagai akibat suatu peristiwa tertentu yang berlaku di luar
ekspektasi pemerintah, misalnya efek dari pengurangan nilai uang (depresiasi
nilai uang) yang sangat besar atau ketidakstabilan politik. Menghadapi masalah
inflasi yang bertambah cepat ini pemerintah akan menyusun langkah-langkah yang
bertujuan agar kestabilan harga-harga dapat diwujudkan kembali.
Berdasarkan sifatnya inflasi dibagi menjadi 3 kategori utama,
yaitu sebagai berikut:
• Inflasi merayap/rendah (creeping inflation), yaitu inflasi yang
besarnya kurang dari 10% pertahun
• Inflasi menengah (galloping inflation) besarnya antara 10 – 30% pertahun. Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga secara cepat dan relatif besar.
• Inflasi menengah (galloping inflation) besarnya antara 10 – 30% pertahun. Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga secara cepat dan relatif besar.
· Inflasi
berat (high inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 30 – 100% pertahun.
Dalam kondisi ini harga-harga secara umum naik.
• Inflasi sangat tinggi (hyper inflation), yaitu inflasi yang
ditandai oleh naiknya harga secara drastic hingga mencapai 4 digit (di atas
100%).
• Demand Pull Inflation. Inflasi ini timbul
karena adanya permintaan keseluruhan yang tinggi di satu pihak, di pihak lain
kondisi produksi telah mencapai kesempatan kerja penuh (full employment),
akibatnya adalah sesuai dengan hokum permintaan, bila permintaan banyak
sementara penawaran tetap, maka harga akan naik.
• Cost Push Inflation. Inflasi ini disebabkan
turunnya produksi karena naiknya biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat
terjadi karena tidak efisiennya perusahaan, nilai kurs mata uang negara yang
bersangkutan jatuh/menurun, kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan
kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat dan sebagainya).
Berdasarkan asalnya inflasi dibagi menjadi
dua, yaitu pertama inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation)
yang timbul karena terjadinya defisit dalam pembiayaan dan belanja negara yang
terlihat pada anggaran belanja negara.
Untuk
mengatasinya biasanya pemerintah mencetak uang baru. Selain itu harga-harga
naik dikarenakan musim paceklik (gagal panen), bencana alam yang berkepanjangan
dan sebagainya. Kedua inflasi yang berasal dari luar begeri.
a) Kebijakan
Moneter
Sasaran kebijakan moneter dicapai melalui pengaturan jumlah uang beredar.
Bank Sentral dapat mengatur uang giral melalui peralatan moneter yaitu :
1.
Pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka (Open
Market Operation) dimana pengendalian jumlah uang beredar oleh Bank Sentral
dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga. Untuk meningkatkan
jumlah uang beredar, Bank Sentral menjual surat-surat berharga. Sedangkan untuk
menurunkan jumlah uang beredar, Bank Sentral membeli surat-surat berharga ;
2.
Penetapan Tingkat Diskonto (Discount
Rate Policy) yang merupakan tingkat bunga yang ditetapkan Bank Sentral sebagai
pinjaman yang diberikan kepada Bank Umum;
3.
Penetapan Rasio Cadangan Wajib Minimum
(Reserve Requirement) yaitu proporsi cadangan minimum yang harus dipegang
Bank umum atas simpanan masyarakat yang dimiliki. Untuk menekan laju inflasi
cadangan minimum ini dinaikkan sehingga jumlah uang menjadi lebih kecil.
b) Kebijakan
Fiskal
Kebijakan
fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta perpajakan
yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian
akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan
total. Kebijakan fiskal yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah serta
kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat
ditekan.
B. PENGANGGURAN
Pengangguran atau orang yang menganggur adalah mereka yang tidak
mempunyai pekerjaan dan sedang tidak aktif mencari pekerjaan. Kategori orang
yang menganggur biasanya adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaan pada usia
kerja dan masanya kerja. Usia kerja biasanya adalha usia yang tidak dalam masa
sekolah tetapi di atas usia anak-anak (relatif di atas 6 – 18 tahun, yaitu masa
pendidikan dari SD – tamat SMU). Sedangkan di atas usia 18, namun masih sekolah
dapatlah dikategorikan sebagai penganggur, meski untuk hal ini masih banyak
yang memperdebatkannya.
Bedasarkan penyebab terjadinya :
Pengangguran friksional : sifatnya
sementara disebabkan oleh kendala waktu,.
Pengangguran konjungtural :
pengangguran yang disebabkan oleh naik turunnya siklus ekonomi.
Pengangguran struktural :
pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi
dalam jangka panjang.
Pengangguran musiman : keadaan
menganggur yang disebabkan oleh fluktuasi ekonomi jangka pendek yang
menyebabkan tenaga kerja untuk menganggur.
Pengangguran siklikal :
pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi
sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
Pengangguran teknologi :
pengangguran yang disebabkan adanya perubahan tenaga manusia menjadi tenaga
mesin.
Pengangguran siklus :
pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena
terjadi resesi
b. Berdasarkan
Cirinya :
Pengangguran
Terbuka : Pengangguran ini tercipta sebagai
akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga
kerja.
Pengangguran
Tersembunyi : Di banyak negara berkembang,
seringkali didapati bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi adalah
lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan supaya ia dapat menjalankan
kegiatannya dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan
dalam pengangguran tersembunyi
Pengangguran
Bermusim : Pengangguran ini terutama terdapat
di sektor pertanian dan perikanan. Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan
tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Pada musim
kemarau pula para pesawah tidak dapat mengerjakan tanahnya.
Setengah Menganggur :
Di negara – negara berkembang penghijrahan atau migrasi dari desa ke kota
adalah sangat pesat. Sebagai akibatnyatidak semua orang yang pindah ke kota
dapat memperoleh pekerjaan dengan muda
a. Bagi
perekonomian Indonesia :
·
Penurunan pendapatan perkapita.
·
Penurunan pendapatan pemerintah yang
berasal dari pajak.
·
Meningkatnya biaya sosial yang harus
dikeluarkan pemerintah.
b. Bagi
masyarakat :
·
Menjadi beban psikologis dan psikis.
·
Dapat menghilangkan keterampilan
karena tidak pernah dipakai untuk bekerja.
·
Menimbulkan ketidakstabilan sosial dan
politik, sperti meningkatnya tindak kriminalitas
C. Pertumbuhan ekonomi jangka panjang
Pertumbuhan ekonomi jangka panjang berasal dari
peningkatan kuantitas dan kualitas faktor-faktor produksi dalam perekonomian.
Pertumbuhan ditentukan oleh kapasitas perekonomian untuk meningkatkan output
dan ini ditentukan oleh laju pertumbuhan produktivitas modal dan tenaga kerja
1. Sumber Daya Alam
Beberapa negara berkembang karena sumber daya alam
yang kaya. Arab Saudi telah dieksploitasi cadangan minyaknya . Inggris juga ,
kaya akan sumber daya alam . Minyak Laut Utara berkontribusi hingga 2-3 % per
tahun pada tahun 1980 dengan pendapatan nasional meskipun ini telah menurun
pada 1990-an . Eksploitasi sumber daya alam merupakan salah satu jalur untuk
pertumbuhan ekonomi meskipun banyak tergantung pada nilai pasar sumber daya
terbatas .
2. Sumber Daya Manusia
Buruh merupakan sumber penting pertumbuhan .
Meningkatnya populasi dapat meningkatkan pertumbuhan , tapi itu mungkin tidak
berarti bahwa pendapatan per kepala berkembang . Sumber utama pertumbuhan per
kepala penduduk adalah: Peningkatan kualitas tenaga kerja , melalui pendidikan
yang lebih baik , pelatihan dan pengalaman , meningkatkan nilai modal manusia
dan membuat pekerja lebih produktif .
Membuat lebih baik menggunakan pekerja melibatkan
pekerja bergerak ke industri yang lebih produktif atau membawa ke dalam
angkatan kerja lebih banyak perempuan yang ingin bekerja ,
3. Sumber Daya Modal
Peningkatan stok modal dan membuat lebih efisien
penggunaan itu adalah salah satu sumber pertumbuhan . Melengkapi pekerja dengan
mesin yang lebih baik kemungkinan akan membuat para pekerja lebih produktif -
setiap pekerja akan mampu menghasilkan lebih banyak dalam waktu yang sama . Hal
ini mungkin tidak mengejutkan bahwa Jepang , memiliki salah satu tingkat
pertumbuhan tertinggi dalam periode pasca - perang , dan catatan penanaman
modal terbaik.
Namun krisis ekonomi dan resesi di Jepang sejak
akhir 1990-an telah mengambil kegembiraan kinerja pertumbuhannya . Perekonomian
saat ini menderita kelebihan kapasitas struktural dalam banyak industri karena
over - investasi dan kurangnya permintaan agregat yang efektif .
Tapi investasi itu sendiri tidak cukup untuk menghasilkan pertumbuhan.
Jika Inggris saat ini diinvestasikan dalam jumlah besar dalam industri menurun
, seperti galangan kapal dan pembuatan baja , maka investasi yang akan sebagian
besar terbuang
Boediono. Ekonomi Moneter. Penerbit
BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta: 2001.
Christopher Pass & Bryan Lowes. Kamus
Lengkap Ekonomi Edisi Kedua. Collins. Penerbit Erlangga : 1997.
Manullang. Pengantar Teori Ekonomi Moneter.
Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta: 1993.
Nopirin. Ekonomi Moneter Buku II. Penerbit BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta:
2000.
Rudiger Dombusch, Stanley Fischer, J. mulyadi.
Makro ekonomi. Penerbit Erlangga: 1992.
Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi Teori
Pengantar. Penerbit PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta: 2011.
Waluya Harry. Ekonomi Moneter Uang dan
Perbankan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta: 1993.
http://johansumarno.blogspot.com/2013/11/pertumbuhan-ekonomi-jangka-panjang.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar