Karakteristik Perjuangan Bangsa
Indonesia Setelah Tahun 1908
Pergerakan
nasional lahir dari penderitaan rakyat. Bangsa Indonesia terbelakang disemua
bidang. Mereka miskin, ekonominya dikuasai bangsa asing. Pendidikan
indonesiapun tertinggal sebahagian besar rakyat masih buta huruf. Penguasa-penguasa
pribumi tidak berkuasa lagi. Raja-raja dan para Bupati hanya memerintah sesuai
kehendak Belanda. Bahkan, banyak diantaranya dijadikan alat untuk menindas
rakyat. Dalam keadaan seperti itu, golongan pelajar tampil kemuka. Mereka
adalah orang-orang Indonesia yang mendapat pendidikan Barat. Mereka mempelopori
dan memimpin pergerakan nasional. Mereka berjuang di berbagai bidang, ada yang
berjuang di bidang politik, ekonomi, maupun di bidang pendidikan.
Tujuan perjuangan itu satu, yaitu mencapai kemerdekaanbangsa dan tanah air. Adapun karakteristik perjuangan setelah tahun 1908 dilandasi oleh faktor intern dan ekstern
Tujuan perjuangan itu satu, yaitu mencapai kemerdekaanbangsa dan tanah air. Adapun karakteristik perjuangan setelah tahun 1908 dilandasi oleh faktor intern dan ekstern
A. Faktor intern
Perjuangan
bangsa Indonesia dilandasi faktor intern yaitu:
1. Sejarah masa lalu
Sejarah Masa lampau yang gemilang
indonesia sebagai bangsa telah mengalami zaman nasional pada masa kebesaran Majapahit
dan Sriwijaya.kedua kerajaan tersebut,terutama majapahit memainkan peranan
sebagai negara nasional yang wilayahnya meliputi hampir seluruh Nusantara.
Kebesaran ini membawa pikiran dan angan-angan bangsa Indonesia untuk dapat
menikmati kebesaran itu. Hal ini dapat menggugah perasaan nasoinalisme golongan
terpelajar pada dekade awal abad XX.
2. Penderitaan rakyat Indonesia
Bangsa
Indonesia mengalami masa penjajahan yang panjang dan menyakitkan sejak masa
Portugis.Politik devide et impera,monopoli perdagangan,sistem tanam paksa,dan
kerja rodi merupakan bencana bagi rakyat indonesia.penderitaan itu menjadikan
rakyat Indonesia muncul kesadaran nasionalnya dan mulai memahami perlunya
menggalang persatuan.Atas praksara para kaum intelektual,persatuan itu dapat
diwujudkan dalam bentuk perjuangan yang bersifat modern.perjuangan tidak lagi
menggunakan kekuatan senjata tetapi menggunakan organisasi pemudah.
3. Pengaruh system pendidikan
barat
Perkembangan
sistem pendidikan dimasa Hindia Belanda tidak dapat dipisahkan dari politik
etis. Ini berarti bahwa terjadinya perubahan di negeri jajahan (Indonesia)
banyak dipengaruhi oleh keadaan yang terjadi di negeri Belanda. Tekanan datang
dari Partai Sosial Demokrat yang di dalamnya ada van Deventer.
4. Pengaruh
Perkembangan Islam
Perkembangan
pendidikan di Indonesia juga masih banyak diwarnai oleh pendidikan yang
dikelola umat Islam. Ada 3 macam jenis pendidikan Islam di Indonesia yaitu
pendidikan di surau atau langgar, pesantren dan madrasah. Walaupun dasar
pendidikan dan pengajarannya berlandaskan ilmu pengetahuan agama Islam, mata
pelajaran umum lainnya juga mulai disentuh. Usaha pemerintah kolonial Belanda
untuk memecah belah dan Kristenisasi tidak mampu meruntuhkan moral dan iman
para santri. Tokoh-tokoh pergerakan nasional dan pejuang muslim pun bermunculan
dari lingkungan ini. Banyak dari mereka menjadi penggerak dan tulang punggung
perjuangan kemerdekaan. Rakyat Indonesia yang mayoritas adalah kaum muslim
ternyata merupakan salah satu unsur penting untuk menumbuhkan semangat
nasionalisme Indonesia. Para pemimpin nasional bercorak Islam akan
sangat mudah umtuk memobilisasi kekuatan Islam dalam membangun kekuatan bangsa.
5. Pengaruh
Perkembangan Pendidikan kebangsaan di Indonesia
Berkembangnya
sistem pendidikan barat melahirkan golongan terpelajar. Adanya diskriminasi
dalam pendidikan kolonial dan tidak adanya kesempatan bagi penduduk pribumi
untuk mengenyam pendidikan, mendorong kaum terpelajar untuk mendirikan sekolah
untuk kaum pribumi. Sekolah ini juga dikenal sebagai sekolah kebangsaan sebab
bertujuan untuk menanamkan rasa nasionalisme di kalangan rakyat dan mencetak
generasi penerus yang terpelajar dan sadar akan nasib bangsanya. Selain itu
sekolah tersebut terbuka bagi semua masyarakat pribumi dan tidak membedakan
dari kalangan manapun. Tokoh-tokoh pribumi yang mendirikan sekolah kebangsaan
antara lain Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa, Douwes Dekker mendirikan
Kesatrian School, dan Moh.Syafei mendirikan perguruan Indonesische
Nederlandsche School Kayu Tanam (INS Kayu Tanam).
6. Dominasi ekonomi
kaum Cina di Indonesia
Kaum
pedagang keturunan nonpribumi, khususnya kaum pedagang Cina semakin membuat
kesal para pedagang pribumi. Puncak kekesalan kaum pedagang pribumi terjadi
ketika keturunan Cina mendirikan perguruan sendiri yakni Tionghoa Hwee Kwan
pada tahun 1901. Kekesalan tersebut diciptakan oleh Belanda untuk menimbulkan
rasa iri hati rakyat Indonesia kepada keturunan Cina. Cina diberi kesempatan
untuk menguasai bisnis eceran, pertokoan, dan menjadi kolektor pajak dari
pemerintah Belanda. Akibatnya kaum Cina menjadi lebih agresif. Peristiwa itu
membangkitkan persatuan yang kokoh di antara sesama pedagang pribumi untuk
menghadapi secara bersama pengaruh dari pedagang Cina.
7. Peranan Bahasa
Melayu.
Di samping mayoritas beragama Islam, bangsa
Indonesia juga memiliki bahasa pergaulan umum (Lingua Franca) yakni bahasa
Melayu. Dalam perkembangannya, bahasa Melayu berubah menjadi bahasa persatuan
nasional Indonesia. Dengan posisi sebagai bahasa pergaulan, bahasa Melayu
menjadi sarana penting untuk menyosialisasikan semangat kebangsaan dan
nasionalisme ke seluruh pelosok Indonesia.
8. Istilah Indonesia
sebagai Identitas Nasional
Istilah
‘Indonesia‘ berasal dari kata India (bahasa Latin untuk Hindia) dan kata nesos
(bahasa Yunani untuk kepulauan), sehingga kata Indonesia berarti Kepulauan
Hindia. Istilah Indonesia, Indonesisch dan Indonesier makin tersebar luas
pemakaiannya setelah banyak dipakai oleh kalangan ilmuwan seperti G.R. Logan,
Adolf Bastian, van Vollen Hoven, Snouck Hurgronje, dan lain-lain.
B. Faktor ekstern
Selain dari faktor intern, masih ada
faktor ekstern yang mendukung perjuangan bangsa Indonesia antara lain
1. Kemenangan Jepang
atas Rusia
Selama ini sudah menjadi suatu
anggapan umum jika keperkasaan Eropa (bangsa kulit putih) menjadi simbol
superioritas atas bangsa-bangsa lain dari kelompok kulit berwarna. Hal itu
ternyata bukan suatu kenyataan sejarah. Perjalanan sejarah dunia menunjukkan bahwa
ketika pada tahun 1904-1905 terjadi peperangan antara Jepang melawan Rusia,
ternyata yang keluar sebagai pemenang dalam peperangan itu adalah Jepang. Hal
ini memberikan semangat juang terhadap para pelopor pergerakan nasional di
Indonesia.
2.Partai Kongres India
Dalam
melawan Inggris di India, kaum pergerakan nasional di India membentuk All India
National Congress (Partai Kongres India), atas inisiatif seorang Inggris Allan
Octavian Hume pada tahun 1885. Di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini
kemudian menetapkan garis perjuangan yang meliputi Swadesi, Ahimsa, Satyagraha,
dan Hartal. Keempat ajaran Ghandi ini, terutama Satyagraha mengandung makna
yang memberi banyak inspirasi terhadap perjuangan di Indonesia.
3. Filiphina dibawah
Jose Rizal
Filipina merupakan jajahan Spanyol
yang berlangsung sejak 1571 – 1898. Dalam perjalanan sejarah Filipina muncul
sosok tokoh yang bernama Jose Rizal yang merintis pergerakan nasional dengan
mendirikan Liga Filipina. Pada tahun 1892 Jose Rizal melakukan perlawanan bawah
tanah terhadap penindasan Spanyol. Tujuan yang ingin dicapai adalah bagaimana
membangkitkan nasionalisme Filipina dalam menghadapi penjajahan Spanyol. Dalam
perjuangannya Jose Rizal dihukum mati pada tanggal 30 Desember 1896, setelah
gagal dalam pemberontakan Katipunan. Sikap patriotisme dan nasionalisme yang
ditunjukkan Jose Rizal membangkitkan semangat rela berkorban dan cinta tanah
air bagi para cendekiawan di Indonesia.
4. Gerakan Nasionalisme
Cina
Dinasti
Manchu (Dinasti Ching) memerintah di Cina sejak tahun 1644 sampai 1912. Dinasti
ini dianggap dinasti asing oleh bangsa Cina karena dinasti ini bukan keturunan
bangsa Cina. Masuknya pengaruh Barat menyebabkan munculnya gerakan rakyat yang
menuduh bahwa Dinasti Manchu sudah lemah dan bekerja sama dengan imperialis
Barat. Oleh karena itu muncul gerakan rakyat Cina untuk menentang penguasa
asing yaitu para imperialis Barat dan Dinansti Manchu yang juga dianggap
penguasa asing. Munculnya gerakan nasionalisme Cina diawali dengan terjadinya
pemberontakan Tai Ping (1850 – 1864) dan kemudian disusul oleh pemberontakan
Boxer. Gerakan ini ternyata berimbas semangatnya di tanah air Indonesia.
5. Gerakan Turki
Muda
Gerakan
nasionalisme di Turki pada tahun 1908 dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha.
Gerakannya dinamakan Gerakan Turki Muda. Ia menuntut adanya pembaruan dan
modernisasi di segala sektor kehidupan masyarakatnya. Gerakan Turki Muda
memberikan pengaruh politis bagi pergerakan bangsa Indonesia sebab mengarah
pada pembaruan-pembaruan dan modernisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar